Dengan Mengusung Tema “melalui dialog akan tercipta toleransi dan Kerukunan Umat Beragama” kegitan yang dilaksanakan bertempat di Oriestom Bay Hotel, diikuti oleh 50 Peserta terdiri dari 4 Paroki, 3 Stasi dan 3 Ormas Keagamaan Katolik
KaKanKemenag kab. Manokwari, Saul Naul membukan kegiatan secara resmi dengan penabuhan Tifa sebanyak 3 Kali didampingi oleh Pembimas Katolik Kanwil Kemenag Prov. Papua Barat, Hugo Rizal Wisnugroho dan Kepala Seksi Agama Katolik, welemin Tuturop.
Sebagai Ketua Panitia Kepala Seksi Agama katolik, Welemin menyampaikan bahwa tema Kegiatan ditetapkan dengan tujuan agar Bapak/Ibu dapat menjadi aktor-aktor kerukunan umat beragama yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 serta menjadi salah satu kekuatan Mitra Pemerintah untuk membangun dan menjaga keutuhan NKRI yang kita cintai. Semoga kegiatan ini bermanfaat dan menjadi semangat kepada Bapak/Ibu untuk menjadi pribadi-pribadi yang selalu membawa kesejukan, kerukunan dan kedamaian serta suka cita bagi sesama.
Dalam sambutannya, KaKanKemenag Kab. Manokwari menyampaikan bahwa Pancasila sebagai Dasar Negara yang menjadi contoh nyata moderasi beragama dalam menyikapi perbedaan pandangan yang terjadi. Melalui Tri Kerukunan umat beragama yang bertujuan untuk mengatur kesepahaman tentang toleransi dan kerukunan Intern umat beragama, Kerukunan antar agama dan kerukunan Umat Beragama Dengan Pemerintah, tutur Saul Nauw.
Lebih lanjut Ia mengatakan, Sebagai Upaya menjalin komunikasi dan kesepahaman diantara umat beragama maka sangat perlu diupayakan berbagai kegiatan yang mendukung dan menjamin keharmonisan keberlangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara, Oleh karena itu Peran Kementerian Agama menjaga dan memelihara kerukunan uamat beragama, dapat merumuskan kesepahaman dalam toleransi kerukunan intern umat beragama dan membahas serta mencari solusi tentang isu-isu aktual terkini terkait kerukunan di kalangan umat Katolik pada khususnya kehidupan Bergama pada umumnya.
“Kegiatan ini baru pertama saya ikuti, kegiatan dialog beragama ini sangat penting untuk memberikan pemahaman kepada umat untuk bagaimana hidup saling toleransi diantara umat katolik itu sendiri dan bagaimana hidup berkerukunan dengan agama lain,” ujar salah satu peserta dialog, Mikael Osok mewakili Stasi Salvator Maripi.
“Kegiatan ini merupakan hal yang sangat positif, dimana hal ini perlu kita lakukan. Berdasarkan pengalaman yg kami lakukan 6 tahun berturut-turut di wilayah terpencil Papua Barat di 58 titik , kita melihat alangkah indahnya kerukunan beragama yang ada dipesisir pantai, dimana kerukunan antar umat beragama saling bahu membahu dalam kebersamaan dari setiap kegiatan keagamaan terlibat seluruh penganut agama yang ada di tempat tersebut” tambah Baharuddin Sabolla, selaku Ketua MUI Kab. Manokwari yang bertindak Narasumber pada kegiatan dialog moderasi beragama .